Dana Pensiun Dipandang Sebelah Mata
Indusrti dana pensiun tampaknya
belum mendapatkan tempat yang layak dalam jajaran produk instrument perlindungan
dan investasi di Tanah Air. Kesadaran masyarakat Indonesia untuk mendapatkan
jaminan kesejahteraan di masa tua melalui program dana pensiun terhitung
rendah.
Tengok
saja asset dana pensiun Malaysia yang per 2010 mencapai US$172 miliar (sekitar Rp1.600
triliun) dan Thailand sebesar US$68 miliar (sekitar Rp685 triliun). Bandingkan
dengan Indonesia yang baru mencapai US$32 miliar (sekitar Rp360 triliun).
Citi
Transactions Services Head Indonesia, Riko Tasmaya, mengatakan program dana
pensiun yang bersifat sukarela turut membuat industri dana pensiun tumbuh
lambat.
“Jika
dibandingkan dengan populasi penduduk 250 juta jiwa, potensi industri dana
pensiun Indonesia seharusnya lebih besar lagi,” kata Riko di Jakarta, pekan
lalu.
Sekitar
85% tenaga kerja di Indonesia diperkirakan belum mengikuti program dana
pensiun.
Dari
ratusan ribu perusahaan yang beroperasi di Indonesia baru sekitar 5.000
perusahaan yang ikut serta dalam program tersebut.
Direktur
Pelaksana Head of Pension Services Citi Asia Pasific Vanessa Wang menambahkan,
pemerintah sebenarnya dapat berperan lebih banyak dalam mendorong peningkatan
industri dana pensiun.
Misalnya,
dengan memberikan insentif pajak bagi perusahaan yang menyelenggarakan program
pensiun. “jadi, bentuknya bisa pemotongan pajak atau penetapan pajak yang lebih
rendah,” terang Vanessa.
Kepala Biro Dana Pensiun Badan
Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) Dumoly F pardede mengatakan
laju pertumbuhan industri dana pensiun nasional cukup moderat.
Total
dana investasinya saja mencapai Rp147 triliun per akhir Agustus 2012, atau
tumbuh 7,2% jika dibandingkan dengan akhir 2011 yang hanya Rp137,13 triliun.
Dana tersebut mencakup uang pensiun milik 3,1 juta peserta
.
Kelola Resiko
Saat
ini yang menjadi perhatian Bapepam-LK ialah banyaknya program dana pensiun yang
belum memiliki menejemen risiko. Umumnya kata Dumoly, menejemen risiko hanya
terdapat di dana pensiun lembaga keuangan (DPLK) sebaliknya, banyak pogram dana
pensiun pemberi kerja (DPPK) belum menerapkan menejemen risiko.
Bapepam-LK
mencatat terdapat 271 unit dana pensiun hingga awal Agustus 2012. Dari jumlah
itu, sebanyak 25 unit berbentuk DPLK, sedangkan DPPK mencapai 246 unit.
Manajemen
risiko, menurut pandangan Citi, sangat penting. Diversifikasi penetapan dana
menjadi salah satu cara menekan risiko.
“berdasarkan
hasil riset Citi Indonesia, menejemen risiko yang bijak memberikan perlindungan
atas risiko atas penurunan pasar dan meningkatkan kinerja investasi secara
signifikan dalam jangka panjang. Terutama volatilitas pasar yang tinggi seperti
saat ini,” papar Vanessa.
Menurut
Vanessa, dana pensiun sudah mulai berinvestasi diluar negeri sebagai langkah
diversifikasi.
Sumber : Rubrik Investasi Media Indonesia, Senin 15 Oktober 2012, hal 18
Analisis :
Rendahnya kesadaran masyarakat akan pentingnya dana
pensiun disebabkan sebagian besar malah beranggapan masalah itu bisa dipikirkan
lain waktu. Hal itu bisa diatasi dengan mengasosiasikan pentingnya kesadaran
memikirkan sumber pendanaan di masa pasca kerja itu penting. Menurut Kepala
Bagian Analisis Penyelenggaraan Biro Dana Pensiun Bapepam-LK Yusman, setiap
orang yang bekerja mau tidak mau harus mulai memikirkan sumber pendanaan
setelah masa pensiun tanggungan habis.
"Itulah sebabnya sangat penting mulai memikirkan sumber dana pensiun saat usia kita masih produktif bekerja," ujarnya. Ketua Asosiasi Konsultan Aktuaria Indonesia (AKAI), Haris A Santoso mendukung pernyataan tersebut. Sumber pendanaan dana pensiun bisa dengan berbagai cara salah satunya dengan tabungan atau investasi. Menurut Direktur Pelaksana Head of Pension Services Citi Asia Pasific Vanessa Wang pemerintah juga berperan penting dalam meningkatkan pertumbuhan industri dana pensiun dengan disahkannya UU mengenai dana pensiun tersebut memberikan pesan pada kita, bahwa sumber pendanaan masa pensiun harus dipikirkan oleh warga negara secara proaktif. Sebab ini menyangkut pemenuhan kebutuhan sehari-hari kita setelah memasuki masa pensiun. Oleh sebab itu, kesadaran memikirkan sumber pendanaan di masa pasca kerja harus mulai menjadi bagian dari masyarakat Indonesia terlebih dahulu, sebelum berangan-angan hidup tenang di masa pensiun.
"Itulah sebabnya sangat penting mulai memikirkan sumber dana pensiun saat usia kita masih produktif bekerja," ujarnya. Ketua Asosiasi Konsultan Aktuaria Indonesia (AKAI), Haris A Santoso mendukung pernyataan tersebut. Sumber pendanaan dana pensiun bisa dengan berbagai cara salah satunya dengan tabungan atau investasi. Menurut Direktur Pelaksana Head of Pension Services Citi Asia Pasific Vanessa Wang pemerintah juga berperan penting dalam meningkatkan pertumbuhan industri dana pensiun dengan disahkannya UU mengenai dana pensiun tersebut memberikan pesan pada kita, bahwa sumber pendanaan masa pensiun harus dipikirkan oleh warga negara secara proaktif. Sebab ini menyangkut pemenuhan kebutuhan sehari-hari kita setelah memasuki masa pensiun. Oleh sebab itu, kesadaran memikirkan sumber pendanaan di masa pasca kerja harus mulai menjadi bagian dari masyarakat Indonesia terlebih dahulu, sebelum berangan-angan hidup tenang di masa pensiun.
PT.ROYAL PREMIER INTERNATIONAL perusahaan yang bergerak di bidang Investasi Properti, Kami mengusung program khusus untuk para Investor yang pasti kami memberikan suatu konsep yang menarik dan paling menguntungkan. http://www.ondelondeljakarta.com/investasi-properti-condotel-yogyakartavilla-balivillatel-bali.html
BalasHapus