Senin, 22 Oktober 2012

Dana Pensiun


 Dana Pensiun Dipandang Sebelah Mata


                 Indusrti dana pensiun tampaknya belum mendapatkan tempat yang layak dalam jajaran produk instrument perlindungan dan investasi di Tanah Air. Kesadaran masyarakat Indonesia untuk mendapatkan jaminan kesejahteraan di masa tua melalui program dana pensiun terhitung rendah.
                Tengok saja asset dana pensiun Malaysia yang per 2010 mencapai US$172 miliar (sekitar Rp1.600 triliun) dan Thailand sebesar US$68 miliar (sekitar Rp685 triliun). Bandingkan dengan Indonesia yang baru mencapai US$32 miliar (sekitar Rp360 triliun).
                Citi Transactions Services Head Indonesia, Riko Tasmaya, mengatakan program dana pensiun yang bersifat sukarela turut membuat industri dana pensiun tumbuh lambat.
                “Jika dibandingkan dengan populasi penduduk 250 juta jiwa, potensi industri dana pensiun Indonesia seharusnya lebih besar lagi,” kata Riko di Jakarta, pekan lalu.
                Sekitar 85% tenaga kerja di Indonesia diperkirakan belum mengikuti program dana pensiun.
                Dari ratusan ribu perusahaan yang beroperasi di Indonesia baru sekitar 5.000 perusahaan yang ikut serta dalam program tersebut.
                Direktur Pelaksana Head of Pension Services Citi Asia Pasific Vanessa Wang menambahkan, pemerintah sebenarnya dapat berperan lebih banyak dalam mendorong peningkatan industri dana pensiun.
                Misalnya, dengan memberikan insentif pajak bagi perusahaan yang menyelenggarakan program pensiun. “jadi, bentuknya bisa pemotongan pajak atau penetapan pajak yang lebih rendah,” terang Vanessa.
Kepala Biro Dana Pensiun Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) Dumoly F pardede mengatakan laju pertumbuhan industri dana pensiun nasional cukup moderat.
                Total dana investasinya saja mencapai Rp147 triliun per akhir Agustus 2012, atau tumbuh 7,2% jika dibandingkan dengan akhir 2011 yang hanya Rp137,13 triliun. Dana tersebut mencakup uang pensiun milik 3,1 juta peserta
.
Kelola Resiko
                Saat ini yang menjadi perhatian Bapepam-LK ialah banyaknya program dana pensiun yang belum memiliki menejemen risiko. Umumnya kata Dumoly, menejemen risiko hanya terdapat di dana pensiun lembaga keuangan (DPLK) sebaliknya, banyak pogram dana pensiun pemberi kerja (DPPK) belum menerapkan menejemen risiko.
                Bapepam-LK mencatat terdapat 271 unit dana pensiun hingga awal Agustus 2012. Dari jumlah itu, sebanyak 25 unit berbentuk DPLK, sedangkan DPPK mencapai 246 unit.
                Manajemen risiko, menurut pandangan Citi, sangat penting. Diversifikasi penetapan dana menjadi salah satu cara menekan risiko.
                “berdasarkan hasil riset Citi Indonesia, menejemen risiko yang bijak memberikan perlindungan atas risiko atas penurunan pasar dan meningkatkan kinerja investasi secara signifikan dalam jangka panjang. Terutama volatilitas pasar yang tinggi seperti saat ini,” papar Vanessa.
                Menurut Vanessa, dana pensiun sudah mulai berinvestasi diluar negeri sebagai langkah diversifikasi.
Sumber : Rubrik Investasi Media Indonesia, Senin 15 Oktober 2012, hal 18
  
Analisis :
             Rendahnya kesadaran masyarakat akan pentingnya dana pensiun disebabkan sebagian besar malah beranggapan masalah itu bisa dipikirkan lain waktu. Hal itu bisa diatasi dengan mengasosiasikan pentingnya kesadaran memikirkan sumber pendanaan di masa pasca kerja itu penting. Menurut Kepala Bagian Analisis Penyelenggaraan Biro Dana Pensiun Bapepam-LK Yusman, setiap orang yang bekerja mau tidak mau harus mulai memikirkan sumber pendanaan setelah masa pensiun tanggungan habis.
"Itulah sebabnya sangat penting mulai memikirkan sumber dana pensiun saat usia kita masih produktif bekerja," ujarnya. Ketua Asosiasi Konsultan Aktuaria Indonesia (AKAI), Haris A Santoso mendukung pernyataan tersebut. Sumber  pendanaan dana pensiun bisa dengan berbagai cara salah satunya dengan tabungan atau investasi. Menurut Direktur Pelaksana Head of Pension Services Citi Asia Pasific Vanessa Wang pemerintah juga berperan penting dalam meningkatkan pertumbuhan industri dana pensiun dengan disahkannya UU mengenai dana pensiun tersebut memberikan pesan pada kita, bahwa sumber pendanaan masa pensiun harus dipikirkan oleh warga negara secara proaktif. Sebab ini menyangkut pemenuhan kebutuhan sehari-hari kita setelah memasuki masa pensiun.
Oleh sebab itu, kesadaran memikirkan sumber pendanaan di masa pasca kerja harus mulai menjadi bagian dari masyarakat Indonesia terlebih dahulu, sebelum berangan-angan hidup tenang di masa pensiun.

1 komentar:

  1. PT.ROYAL PREMIER INTERNATIONAL perusahaan yang bergerak di bidang Investasi Properti, Kami mengusung program khusus untuk para Investor yang pasti kami memberikan suatu konsep yang menarik dan paling menguntungkan. http://www.ondelondeljakarta.com/investasi-properti-condotel-yogyakartavilla-balivillatel-bali.html

    BalasHapus