Sabtu, 27 Oktober 2012

Asuransi Di Indonesia


Asuransi di Indonesia Harus Digenjot

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Dewan Asuransi Indonesia Kornelius Simanjuntak menjelaskan bahwa industri asuransi di Indonesia sebetulnya mengalami perkembangan yang signifikan dari tahun ke tahun. Namun industri tersebut harus ditingkatkan karena penetrasinya masih rendah.
"Berdasarkan parameter-parameter tertentu, industri asuransi telah berkembang signifikan. Tapi jangan lengah, penetrasi asuransi di Indonesia dinilai masih rendah," kata Kornelius.
Berdasarkan laporan yang telah dipublikasikan hingga 2011 lalu,  investasi perusahaan asuransi jiwa sebesar Rp 200,39 triliun atau naik 20 persen dibanding periode yang sama tahun lalu. Sementara investasi asuransi umum naik 18 persen menjadi Rp 39,47 triliun. Aset asuransi jiwa juga naik 20 persen menjadi Rp 225,54 triliun dan aset asuransi umum naik 17 persen menjadi Rp 53,76 triliun.
Begitu juga dengan klaim dan penerima manfaat di asuransi umum dan asuransi jiwa. Khusus klaim di asuransi jiwa hingga semester I-2012 ini telah dibayarkan sebesar Rp 29 triliun, naik 14 persen dibanding periode yang sama tahun lalu. Sedangkan klaim bruto asuransi umum naik 18 persen menjadi Rp 7,28 triliun.
"Kami akan terus menggenjot jumlah agen yang tersertifikasi serta akan mengembangkan produk asuransi yang bisa dijual di bank (bancassurance). Dengan cara itu, masyarakat akan lebih tahu tentang asuransi, sehingga penetrasi asuransi di Indonesia akan meningkat," tambahnya.
Sekadar catatan, penetrasi asuransi di Indonesia tertinggal dari Thailand. Bila dibanding dengan Produk Domestik Bruto (PDB), penetrasi asuransi di Indonesia hanya 1,2 persen. Sementara di Thailand sudah di atas 3 persen.
Sumber : www.kompas.com Sabtu, 27 Oktober 2012
 
Analisis :
Penetrasi asuransi di Indonesia sangat rendah karena sebagian masyarkat menganggap berasuransi harus menyetor premi mahal, padahal tidak seperti itu. Menurut Kabiro Perasuransian Bapepam-LK Isa Rachmatarwata menjelaskan premi mahal itu karena masyarakat lebih mendengar dahulu produk unitlink. Yaitu produk tabungan yang digabung dengan produk asuransi. Melalui produk unitlink tersebut, masyarakat memang akan dibebani dua biaya, baik biaya untuk menabung sendiri yang bisa diambil dalam jangka beberapa tahun serta biaya asuransi yang hanya bisa diambil manfaatnya bila terjadi risiko."Sementara produk asuransi kan macam-macam. Ada asuransi motor, mobil, rumah, kebakaran, penyakit tertentu dan jenis-jenis asuransi lainnya," katanya. Rendahnya penetrasi asuransi di Indonesia juga disebabkan Karena  masyarakat kurang peduli dengan asuransi. Bila masyarakat semakin peduli dengan asuransi, maka penetrasi asuransi di Indonesia akan meningkat.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar