Asuransi di Indonesia Harus
Digenjot
JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Dewan Asuransi Indonesia Kornelius Simanjuntak
menjelaskan bahwa industri asuransi di Indonesia sebetulnya mengalami
perkembangan yang signifikan dari tahun ke tahun. Namun industri tersebut harus
ditingkatkan karena penetrasinya masih rendah.
"Berdasarkan parameter-parameter
tertentu, industri asuransi telah berkembang signifikan. Tapi jangan lengah,
penetrasi asuransi di Indonesia dinilai masih rendah," kata Kornelius.
Berdasarkan laporan yang telah dipublikasikan
hingga 2011 lalu, investasi perusahaan asuransi jiwa sebesar Rp 200,39
triliun atau naik 20 persen dibanding periode yang sama tahun lalu. Sementara
investasi asuransi umum naik 18 persen menjadi Rp 39,47 triliun. Aset asuransi
jiwa juga naik 20 persen menjadi Rp 225,54 triliun dan aset asuransi umum naik
17 persen menjadi Rp 53,76 triliun.
Begitu juga dengan klaim dan penerima manfaat
di asuransi umum dan asuransi jiwa. Khusus klaim di asuransi jiwa hingga
semester I-2012 ini telah dibayarkan sebesar Rp 29 triliun, naik 14 persen
dibanding periode yang sama tahun lalu. Sedangkan klaim bruto asuransi umum
naik 18 persen menjadi Rp 7,28 triliun.
"Kami akan terus menggenjot jumlah agen
yang tersertifikasi serta akan mengembangkan produk asuransi yang bisa dijual
di bank (bancassurance). Dengan cara itu, masyarakat akan lebih tahu tentang
asuransi, sehingga penetrasi asuransi di Indonesia akan meningkat,"
tambahnya.
Sekadar catatan, penetrasi asuransi di
Indonesia tertinggal dari Thailand. Bila dibanding dengan Produk Domestik Bruto
(PDB), penetrasi asuransi di Indonesia hanya 1,2 persen. Sementara di Thailand
sudah di atas 3 persen.
Sumber : www.kompas.com Sabtu, 27 Oktober 2012
Analisis :
Penetrasi asuransi di Indonesia sangat rendah
karena sebagian masyarkat menganggap berasuransi harus menyetor premi mahal,
padahal tidak seperti itu. Menurut Kabiro Perasuransian Bapepam-LK Isa
Rachmatarwata menjelaskan premi mahal itu karena masyarakat lebih mendengar
dahulu produk unitlink. Yaitu produk tabungan yang digabung dengan produk
asuransi. Melalui produk unitlink tersebut, masyarakat memang akan dibebani dua
biaya, baik biaya untuk menabung sendiri yang bisa diambil dalam jangka
beberapa tahun serta biaya asuransi yang hanya bisa diambil manfaatnya bila
terjadi risiko."Sementara produk asuransi kan macam-macam. Ada asuransi
motor, mobil, rumah, kebakaran, penyakit tertentu dan jenis-jenis asuransi
lainnya," katanya. Rendahnya penetrasi asuransi di Indonesia juga
disebabkan Karena masyarakat kurang
peduli dengan asuransi. Bila masyarakat
semakin peduli dengan asuransi, maka penetrasi asuransi di Indonesia akan
meningkat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar